Predikat itu diraih Rendang Mak Yus saat usaha Indonesia sedang lesu karena pandemi Covid-19.
CEO Rendang Mak Yus Wahyu Hidayat mengatakan, usahanya yang memasarkan rendang tumbuk dalam bentuk kemasan sempat terdampak saat pandemi.
Namun, perusahaan yang didirikan pada 2014 di Payakumbuh, Sumatera Barat itu terus melakukan inovasi.
"Awal pandemi, mayoritas pengusaha menyalahkan pandemi dan keadaan. Tetapi Rendang Mak Yus mencoba mengubah sudut pandang ini dengan menyalahkan diri sendiri. Omzet turun bukan karena pandemi, tetapi karena kami belum bisa menemukan pola marketing yang pas saat pandemi," kata Wahyu dalam keterangan yang diterima, Sabtu (27/2).
Wahyu mengaku punya awak anak-anak muda milenial. Dengan begitu, mereka mencoba berbagai pola marketing hingga menemukan formula pemasaran yang pas dengan menerapkan pola online melalui web, Facebook, dan lainnya.
"Alhamdulillah di awal Desember 2020 atau akhir tahun lalu dan masih dalam suasana pandemi, Rendang Mak Yus berhasil mendapatkan penghargaan Wirausaha BI Terbaik 2020 kategori Perkembangan Usaha Tersignifikan. Walaupun produknya tua, tetapi dikelola dengan pola seperti start up, baik manajemen dan semangatnya, ternyata dapat menghasilkan sesuatu yang berbeda," ujar Wahyu.
Wahyu menjelaskan, salah satu rahasia dirinya bersama tim Rendang Mak Yus cukup sukses di tengah pandemi ialah dengan membuka peluang bisnis di tengah sempitnya lapangan kerja. Salah satunya dengan membuka sistem reseller dan membuka kelas pembinaan bisnis untuk reseller.
"Semangat inilah yang menjadikan Rendang Mak Yus bertumbuh. Sebab menurut kami bisnis itu tidak sekedar untung perusahaan, tapi juga kebermanfaatan," kata Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) di Lima Puluh Kota itu.
Rendang Mak Yus sendiri kini telah di pasarkan ke seluruh Indonesia bahkan mancanegara. Kemudian Rendang Mak Yus bisa dikonsumsi semua usia dan terjamin halal 100 persen yang dibuktikan dengan sertifikat MUI serta tanpa pengawet.
"Untuk produk rendang siap saji atau ready to eat ini juga dibuat tanpa menggunakan tepung dan pewarna. Bahan yang digunakan yaitu daging sapi berkualitas, bumbu dan rempah alami khas minang, dan kemasan kedap udara yang higienis. Selain itu, untuk usia simpan tahan lama hingga tiga bulan, kemasannya juga ekslusif dan praktis kualitas ekspor karena telah bekerja sama dengan PUM Netherlands," kata dia.
Sumber : jpnn.com
